Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Education

Mendidik Siswa Dengan Hati

Saya berharap melalui tulisan ringkas ini bisa menjadi tip bagi guru atau praktisi pendidikan, tapi sesungguhnya juga bagi kita semua, bahwa komunikasi akan efektif kalau dilakukan dengan sepenuh hati. Artinya, hatinya penuh dengan ketulusan dan kesungguhan. Pekerjaan apa pun yang tidak menyertakan hati akan terasa hambar. Hati ini di sini memiliki konotasi positif, hati yang bening sesuai dengan kodratnya. Bagi seorang guru, ketika datang ke sekolah setidaknya mesti memiliki tiga bekal primer. Pertama, mesti siap dengan materi yang akan diajarkan. Tanpa kesiapan dan penguasaan materi, apa yang hendak disampaikan kepada siswa? Ini juga berlaku bagi seorang dosen. Terlebih ketika menghadapi siswa atau mahasiswa yang kritis, guru atau dosen yang miskin penguasaan materi pasti akan ketahuan dan menurunkan wibawanya di depan kelas. Guru atau dosen yang baik tak kalah rajin belajarnya ketimbang siswa atau mahasiswanya. Hanya saja cara belajarnya berbeda. Namun, prinsipnya, guru atau dosen y...

Do A Person with Second Language or L2 Learners Attain the Same Level of Language as Native Speakers?

The question of the end-point of L2 acquisition was already implicit in the question about age but has been raised more explicitly in recent years: what is the final state that L2 users can reach in the knowledge of a second lan- guage? Despite the interlanguage assumption that L2 learners have independent grammars, the final state of the L2 learner has frequently been seen in terms of whether L2 learners can achieve the same competence as a native, often called “ultimate attainment.” The starting point was a study by Coppieters (1987) who gave grammatical- ity judgments to near-native and native speakers of French on nine syntactic structures. Though the near-natives hardly deviated from the native speakers on some structures, on others they differed more, for example, tense contrasts. Even these advanced L2 users could therefore still be distinguished from native speakers. Their ultimate attainment differed from that of the native speaker. Birdsong (1992) criticized the Coppieters re...

MEMBACA KARAKTER SESEORANG MELALUI TULISAN (GRAFOLOGI)

Analisa Grafologi Ada dua metode untuk menilai karakter dan kepribadian lewat ilmu ini, yaitu teknik Jerman dan teknik Perancis. Metode Jerman dengan cara melihat secara keseluruhan tulisan seseorang. Sedangkan pada teknik Perancis cenderung menganalisa per huruf lalu digabungkan. Seorang pemula biasanya mempelajari teknik Perancis terlebih dahulu. Menurut riset, keakuratan analisa grafologi mencapai 80-90%. Menurut Triyono (2008), beberapa sifat yang bisa dilihat lewat tulisan seseorang yakni: Arah kemiringan hurufMiring ke kanan; Orang dengan tulisan seperti ini biasanya memiliki karakter yang impulsif emosional aktif suka bergaul ramah menyukai tantangan lebih terbuka (ekstrovert) dan ekspresif. Miring ke kiri; Jenis tulisan seperti ini biasanya penulisnya bersikap menutup diri (introvert), lebih protektif selalu berpikir logis dan mencerminkan sifat seseoarang yang lebih menarik diri. Tegak lurus; Orang yang memiliki tulisan tegak lurus mencerminkan seseorang yang bisa mengontrol d...